Friday, April 4, 2014

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat. Tujuan dari sistem informasi adalah : menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen, membantu petugas didalam melaksanakan operasi perusahaan dari hari ke hari, menyediakan informasi yang layak untuk pemakai pihak luar perusahaan. Sistem informasi dapat dikatagorikan dalam empat bagian :
1.      Sistem Informasi Manajemen
2.      Sistem Pendukung Keputusan
3.      Sistem Informasi Eksekutif
4.      Sistem Pemrosesan Transaksi
Dalam hal ini tentu diperlukan pengembangan sistem informasi atau yang sering disebut sebagai proses pengembangan sistem ( System Development ). Pengembangan sistem didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan ( problem ) organisasi atau memanfaatkan kesempatan ( opportuninties ) yang timbul.
  
1.2       Rumusan Masalah
      Bedasarkan permasalahan yang terdapat pada latar belakang diatas, maka pada laporan ilmiah ini terdapat masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah konteks pengembangan Sistem Informasi ?
2.      Metode apa saja yang digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi?

1.3       Tujuan Penulisan
            Tujuan Penulisan ini dimaksudkan untuk para pembaca mengetahui bagaimana konteks pengembangan sebuah Sistem Informasi

BAB II
ISI
2.1       Konteks Pengembangan Sistem
            Pengembangan system adalah proses memodifikasi atau mengubah sebagian atau seluruh sistem informasi.

            Penjelasan Gambar :
                Konteks pengembangan yang dimulai dari “Pemakai“ sebagai fungsi  yang membutuhkan pemrosesan data computer dengan menggunakan “Sistem Informasi”
            Tahap-tahap kebutuhan system pemakai adalah analis system yang berfungsi untuk mendefinisikan kebutuhan informasi spesifik si pemakai melalui empat tahap,yaitu :
         Survei system berjalan
         Mengidentifikasi kebutuhan informasi si pemakai
         Mengidentifikasi kebutuhan system yang perlu untuk  memenuhi kebutuhan informasi pemakai
         Penyajian analis system

            Hasil dari analis system dilanjutkan ke perancangan system sebagai formulasi spesifikasi rinci dari system yang telah dianalisa yang terdiri dari tiga tahap :
         Evaluasi rancangan alternative
         Penyajian spesifikasi rancangan rinci
         Penyajian laporan perancangan system 
            Kemudian hasil di implementasikan di tahap opersi dengan mengopersikan peralatan-peralatan computer. Hasil akhir dari pengembangan system adalah pemakai akhir yang akan didukung oleh pemrosesan data lainnya.
2.2       Metode Pengembangan Sistem
            Banyak metode pengembangan sistem yang tersedia, metode yang paling dikenal adalah System Development Life Cycle ( SLDC ) atau sering disebut juga sebagai Water Fall Method. Metode – metode lain yang dikenal adalah
·               Prototyping
·               Application Software
·               End-User Development
·               Outsourcing
·               Dll
2.2.1    Metode System Development Life Cycle ( SLDC )                
            SLDC merupakan metode pengembangan sistem yang paling tua diantara metode – metode yang lainnya, sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar dan tidak di sarankan untuk small scale project karena:
·         Resource intensive
·         Tidak fleksibel
·         Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang sangat cepat

            SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance).

            SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :

1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem  informasi
            2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
            3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
6. Merancang sistem informasi baru
7. Membangun sistem informasi baru
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru  bila diperlukan

            System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC. Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build & fix, dan synchronize & stabilize.
            Dengan siklus SDLC, proses membangun sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.
            Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah

1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan
2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem
3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi
4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis program yang diperlukan
5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat
6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang telah dibuat

            Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam. Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user, terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.
            Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem
Contoh gambar SLDC :
                      

2.2.2    Metode Prototyping
Prototype adalah sebuah Javascript Framework yang dibuat untuk lebih memudahkan proses dalam membangun aplikasi berbasis web.
Metode protyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen
                        Ada 2 Jenis Prototype :          
Jenis I : Suatu Sistem yang akan menjadi sistem operasional
Jenis II : Suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.
Kateristik metode prototyping meliputi langkah-langkah :
1.      Pemilahan fungsi
2.      Penyusunan Sistem Informasi
3.      Evaluasi
4.      Penggunaan Selanjutnya
Jenis – jenis prototyping meliputi
1.      Feasibility prototyping
2.      Requirement prototyping
3.      Desain Prototyping
4.      Implementation prototyping
Teknik – teknik prototyping meliputi
1.      Perancangan Model
2.      Perancangan Dialog
3.      Simulasi
SISTEM YANG BERMANFAAT DARI PROTOTIPE (SYSTEMS THAT BENEFIT FROM PROTOTYPING)
Sejak kebutuhan (baca Spesifikasi Fungsi) pada umumnya berhubungan dengan pandangan user terhadap sistem, hanya dengan prototipe tampilan bagi user sudah cukup untuk memeriksa yang dibutuhkan. Menu-menu, bentuk tampilan input, tampilan keluaran, atau laporan yang dicetak, pertanyaan-pertanyaan, pesan-pesan merupakan calon yang ideal untuk prototipe.
Di lain pihak, perhitungan yang rumit, kumpulan update data dan realtime, dan sistem yang bersifat scientific sangat sulit untuk dijadikan model.
Sistem yang paling sesuai untuk prototipe adalah satu dari banyak hal yang bergantung pada sistem input/output dari user. Sistem dengan transaksi on-line dikendalikan melalui menu, layar, formulir,
laporan, daftar dan perintah.
Keuntungan dari prototipe
1.      Menghasilkan syarat yang lebih baik dari produksi yang dihasilkan oleh metode ‘spesifikasi tulisan’.
2.      User dapat mempertimbangkan sedikit perubahan selama masih bentuk prototipe.
3.      Memberikan hasil yang lebih akurat dari pada perkiraan sebelumnya, karena fungsi yang diinginkan dan kerumitannya sudah dapat diketahui dengan baik.
4.      User merasa puas. Pertama, user dapat mengenal melalui komputer. Dengan melakukan prototipe (dengan analisis yang sudah ada), user belajar mengenai komputer dan aplikasi yang akan dibuatkan untuknya. Kedua, user terlibat langsung dari awal dan memotivasi semangat untuk mendukung analisis selama proyek berlangsung.
2.2.3      Metode End – User Development
                        End User Development (EUD) atau End User Computing (EUC) adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang dilakukan oleh pemakai dalam suatu organisasi guna membantu pemakai (manajer) dalam menghadapi permsalahan permasalahan yang bersifat ad-hoc yang melibatkan keputusan-keputusan yang tidak terstruktur yang butuh penyelesaian cepat.
 Dalam mengambil kebijakan untuk melakukan atau menerapkan End User
Computing para pengembang sistem informasi (manajer) harus memperhatikan keunggulan serta kelemahan dari EUC itu sendiri. Berikut ini ada beberapa kelebihan dari EUC, yaitu:

1. Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi. Artinya dengan EUC, aplikasi yang dibutuhkan akan dapat diselesaikan dengan lebih cepat karena dikembangkan sendiri oleh pemakai sistem.
2. Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai, tentunya dalam hal ini pmakai akan lebih mengerti atau memahami kebutuhan informasi sendiri bila dibandingkan dengan dikembangkan oleh pihak lain.
3. Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan aa kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
4. Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.

Selain memiliki beberapa keunggulan seperti di atas, pengembangan sistem informasi oeh pemakai ( end user computing ) juga memiliki kelemahan-kelemahan yang mesti mendapat perhatian pengembang sistem. Kelemahan-kelemahan itu adalah sebagai berikut:

1. Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi. Dalam kenyataannya tidak semua pemakai (manajer) memiliki pemahaman yang dimaksud.
2. End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak sistem informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem. Akibat dari ini misalnya saja dapt merusak data pada basis data perusahaan jika pemakai sistem melakukan oparasi seperti update data yang salah.

3. End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem. Maksudnya end user computing ini tidak akan efektif dan efisien jika pengembangnya adalah manajer perusahaan yang harus terlebih dahuu bahasa pemrograman computer untuk dapat membangun program aplikasi yang dibutuhkan. Paling tidaj ini akan sangat membutuhkan waktu. Sebaliknya jika manajer sebagai pemakai dan pengembang sistem tidak dapat membuat program aplikasinya, maka pnerapan EUC juga tidak akan efektif.

No comments:

Post a Comment